Rabu, 02 Juli 2008

Cinta Pada Tanjakan



Setelah berisitirahat di Ranu Kumbolo, perjalanan menuju puncak Mahameru dilanjutkan ke KaliMati. Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke KaliMati memakan waktu kurang lebih 6 jam, pertama-tama pendaki akan menemui jalur “tanjakan cinta” yang terkenal. Menurut cerita yang beredar di antara para pendaki barang siapa yang mampu mendaki tanjakan cinta dari awal sampai puncak tanjakan tanpa berhenti dan menoleh ke belakang maka cintanya akan terwujud bagi yang belum punya pasangan, sedang yang sudah punya pasangan akan langgeng cintanya….katanya sihhhh…..!!!!( bagi yang percaya silahkan, bagi yang tidak percaya, gak perlu ikut2an percaya….:) ( tapi kenapa kok aku ngga dapat cinta sampai sekarang ya kekekekekekeek )
Setelah sampai di akhir tanjakan cinta kita dapat melihat Oro-Oro Ombo,oro2-ombo yang
dulunya merupakan padang ilalang namun karena kebakaran, sekarang hanya merupakan padang tandus bekas kebakaran.

Setelah melewati oro-oro ombo kita akan memasuki kawasan hutan yang masih terlihat sisa-sisa kebakaran, dari sini sesekali kita dapat melihat puncak Sumeru. Di sepanjang perjalanan ke KaliMati ini banyak spot yang bagus untuk mengambil foto dengan latar belakang puncak sumeru.

Para pendaki biasanya mendirikan tenda di KaliMati untuk beristirahat disana, kemudian malamnya melanjutkan perjalanan menuju puncak Mahameru atau kalau ingin lebih mempersingkat perjalanan ke puncak kita bisa bermalam di Arcapada.

Dari KaliMati ke Arcapada kurang lebih 1 jam perjalanan, jalur dari KaliMati ke Arcapada terasa lebih terjal daripada jalur sebelumnya. Biasanya kami dari Ranu Kumbolo langsung menuju ke Arcapada dan mendirikan tenda disana, sedang di Kalimati kami hanya mampir istirahat dan membuat makanan untuk menambah energi sebelum melewati jalur terjal ke Arcapada.

Di Arcapada kami langsung mendirikan tenda kemudian kami beristirahat lebih awal guna mempersiapkan energi untuk perjalanan ke puncak, karena dari Arcapada puncak Mahameru kurang lebih 4 jam lagi. Perjalanan menuju puncak Mahameru dari Arcapada biasanya berangkat pada pukul 01.00 atau 02.00 dini hari, sedang dari KaliMati para pendaki biasanya berangkat pada pukul 23.00-24.00, bila tidak ada halangan yang cukup berarti kita bisa sampai di puncak Mahameru sekitar pukul 05.30-06.00. Ketika berjalan menuju puncak di Arcapada akan banyak sekali kita temui tugu-tugu memoriam, hal tersebut mengingatkan kita betapa jalur yang akan kita tempuh cukup berbahaya. Oleh karena itu kita harus lebih waspada dalam memilih jalur yang akan kita lewati, karena di kanan kiri jalur kita adalah jurang yang dalam. Setelah melewati Arcapada kita akan melewati jalur Jembatan Pasir, dimana kita
mulai memasuki daerah pasir dan batuan dan merupakan batas vegetasi. Kemudian kita bisa melihat sebuah pohon cemara di pertengahan jalur kita yang biasanya oleh para pendaki disebut CEMARA TUNGGAL, bisa diperkirakan kita sudah separo jalan menuju puncak Mahameru.

Perjalanan menuju puncak memang terasa berat sekali karena jalur yang kita lewati kebanyakan merupakan jalur pasir, sehingga ketika naik 2 langkah, pasir yang lewati turun 1 langkah. Hati-hati dalam melangkah!!jangan sampai kita menjatuhkan batu yang ada sekitar jalur kita karena akan membahayakan teman-teman yang ada di belakang kita!!!!

Bila cuaca sedang bagus dan tidak berawan semburat cahaya kuning dan oranye akan muncul di sebelah kiri kita menandakan matahari bersiap-siap muncul, bagi kami hal tersebut menambah semangat kami untuk segera sampai di puncak, untuk segera.
dapat menikmati suasana sunrise di puncak.

PUNCAK PARA DEWA : akhirnya kami tiba juga di puncak gunung Sumeru yaitu puncak Mahameru, puncaknya para dewa. Salah satu dari kami tiba puncak lebih dulu dan belum ada pendaki yang lain, tak terasa airmata menetes betapa bahagianya kami setelah perjuangan melewati jalur yang berliku dan menanjak akhirnya kami tiba juga, kemudian satu persatu dari rombongan kami tiba di puncak.

Disamping keindahan, di puncak kita juga akan menemui tugu memoriam seorang tokoh yang lekat dengan gunung Sumeru yaitu Soe Hoek Gie, yang meninggal di gunung Sumeru karena asap beracun dari Jonggring Saloko. Di sebelah timur puncak terletak kawah Jonggring Saloko, dimana setiap 15-20 menit sekali akan mengeluarkan letusan.
Sungguh kenikmatan yang tiada tara dan pengalaman yang tak terlupakan bagi kami telah menginjakkan kaki di puncak tertinggi di pulau Jawa. Itulah sepenggal perjalanan kami ke puncak Mahameru, semoga bisa diambil hikmah dari perjalanan kami bagi teman-teman yang akan melakukan pendakian ke gunung Sumeru.

“…berbagi waktu dengan alam,

kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya

hakikat manusia…..

tak pernah berhenti berjuang…..

akan aku telusuri jalan yang setapak ini,

semoga kutemukan jawaban….”

Tidak ada komentar: